Monday, December 20, 2010

Kerupuk Rumput Laut


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara bahari dimana wilayah lautnya mencakup tiga perempat luas Indonesia atau 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan luas daratannya hanya mencapai 1,9 juta km2. Wilayah laut yang sangat luas tersebut mengandung sumber daya alam perikanan yang sangat berlimpah (Mirzads, 2009).
Sumber daya hayati tersebut merupakan potensi pembangunan yang sangat penting sebagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru (Syamsuar, 2007). Hasil utamanya berupa ikan, udang, kepiting, dan Rumput laut.
Rumput laut merupakan tumbuhan berklorofil yang secara ilmiah dikenal dengan istilah Alga/Ganggang, sedangkan dalam bahasa Inggris diartikan sebagai seaweed. Di seluruh perairan Indonesia, Rumput laut telah tumbuh dan berkembang secara alami maupun budidaya, dimana peranannya cukup penting dalam industri pangan maupun non pangan yang menyebabkan permintaan pasar terhadap Rumput laut terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga berperan sebagai salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir pantai.
Rumput laut yang telah berhasil dibudidayakan di Indonesia adalah Glacilaria dan Eucheuma. Sedangkan Rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting adalah Rumput laut dari kelas Rhodophyceae yang mengandung karagenan dan agar-agar.
Salah satu spesies Rumput laut dari kelas Rhodophyceae yang mengandung karagenan adalah Eucheuma cottonii. Selain hasil produksinya yang berlimpah, pemanfaatan Rumput laut spesies ini sangat beragam yaitu sebagai bahan tambahan dalam pembuatan berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti : sirup, jelly drink, stick Rumput laut, manisan Rumput laut, kue kering Rumput laut, dan masih banyak lagi, salah satunya adalah Kerupuk Rumput Laut. Karena sifatnya yang tidak mengurangi kelezatan makanan.
Kerupuk Rumput Laut adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan tepung terigu yang diramu dengan bahan tambahan berupa Rumput laut spesies Eucheuma cottonii dan dengan penambahan bumbu-bumbu, yaitu bawang putih, garam, dan gula.
Kelebihan dari Kerupuk Rumput Laut yaitu memiliki rasa gurih yang khas, renyah, dan juga mempunyai banyak dampak positif bagi kesehatan tubuh manusia. Makanan ini biasanya dikonsumsi sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera makan dan bisa juga untuk sekedar dikonsumsi sebagai makanan kecil (camilan) saat sedang santai ataupun saat beraktivitas.

1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Kerupuk Rumput Laut”, terkait dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
  1. Apa yang dimaksud rumput laut?

  2. Rumput laut spesies apa yang digunakan?

  3. Apa yang dimaksud Kerupuk Rumput Laut?

  4. Apa saja alat yang digunakan dalam pembuatan Kerupuk Rumput Laut?

  5. Apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan Kerupuk Rumput Laut?

  6. Bagaimana skema kerja pembuatan Kerupuk Rumput Laut?

  7. Bagaimana proses pembuatan Kerupuk Rumput Laut?

  8. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembuatan Kerupuk Rumput Laut?


1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan Kerupuk Rumput Laut adalah sebagai berikut:
  1. Melakukan diversifikasi pada kerupuk.

  2. Menjadikan Kerupuk Rumput Laut sebagai makanan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.


1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat dirasakan dari pembuatan Kerupuk Rumput Laut adalah:
1. Menambah nilai guna rumput laut.
2. Melatih jiwa kewirausahaan.




BAB II
PEMBAHASAN
    1. Rumput Laut

Rumput laut atau seaweed secara ilmiah dikenal dengan istilah Alga atau Ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota Alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, Rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai Rumput laut. Namun istilah Rumput laut sebenarnya tidak tepat. Karena secara botani tidak termasuk golongan rumput-rumputan (Graminae) (Poncomulyo, dkk, 2006).
Alga berdasar pigmen yang dikandungnya dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu Chlorophyceae (Alga hijau), Cyanophyceae (Alga biru), Phaeophyceae (Alga cokelat), dan Rhodophyceae (Alga merah). Rumput laut tergolong dalam Alga merah dan Alga cokelat (Poncomulyo, dkk, 2006).
Alga cokelat hidup di perairan dingin. Sedangkan Alga merah hidup dan berkembang di perairan tropis. Alga hijau dan Alga biru banyak hidup dan berkembang di air tawar. Alga cokelat dan Alga merah cukup penting sebagai bahan pangan maupun non pangan. Sedangkan Alga hijau dan Alga biru kurang mempunyai arti sebagai bahan makanan (Poncomulyo, dkk, 2006).
Potensi rumput laut alami Indonesia belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Selama ini rumput laut hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri karagenan dan agaragar, namun rumput laut dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan maupun obat-obatan (Faqih dan Yahya, 1999).
Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat (Anonymous, 2010).
Dalam industri obat Rumput laut berpotensi sebagai antihipotensi, antikolinergik, antitumor, anti-bloodcholesterol, antihiperefleksia, anti-confulsant, antitoksik, antipiretik dan anti-oksidasi (Poncomulyo, dkk, 2006).
Rumput laut dikenal juga sebagai obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok(Anonymous, 2007).
Di Cina, rumput laut juga biasa digunakan untuk pengobatan kanker. Tingginya tingkat konsumsi rumput laut mungkin berhubungan dengan rendahnya insiden kanker payudara pada wanita di negara tersebut. Mungkin hal itu disebabkan oleh kandungan klorofil rumput laut yang bersifat antikarsinogenik. Selain itu, karena kandungan vitamin C dan antioksidannya yang dapat melawan radikal bebas, rumput laut bermanfaat untuk memperpanjang usia dan mencegah terjadinya penuaan dini. (Anonymous, 2007).
Semua rumut laut kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar. Serat dapat melancarkan pencernaan dengan membentuk zat seperti gelatin dalam usus halus dan meningkatkan kadar air dalam fases. Konsumsi serat dapat membantu metabolisme lemak sehingga menurunkan kadar kolestrol darah dan gula darah. Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan lainnya (Anonymous, 2007).
Sedangkan dalam industri pangan Rumput laut banyak ditambahkan pada berbagai macam produk. Rumput laut yang banyak digunakan adalah dari kelas Rhodophyceae yang mengandung karagenan dan agar-agar. Salah satu spesies yang termasuk dalam kelas Rhodophyceae yang mengandung karagenan yaitu Eucheuma cottonii.

    1. Eucheuma Cottonii

Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karagenan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa karagenan. Maka jenis ini secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii. Nama daerah “Cottonii” umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia perdagangan Nasional maupun Internasional (Syamsuar, 2007).
Eucheuma cottonii asal mulanya didapat dari Perairan Sabah (Malaysia) dan Kepulauan Sulu (Filipina). Selanjutnya dikembangkan ke berbagai negara sebagai tanaman budidaya. Lokasi budidaya Rumput laut ini di Indonesia antara lain Lombok, Sumba, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Lampung, Kepulauan Seribu, dan perairan Pelabuhan Ratu (Syamsuar, 2007). Adapun klasifikasi Rumput laut Eucheuma cottonii menurut Indriani dan Sumiarsih (2001) adalah sebagai berikut :
Phylum : Rhodophyceae
Class : Rhodophyta
Sub class : Florideae
Ordo : Gigartinales
Fillum : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottonii
Rumput laut Eucheuma cottonii menurut Syamsuar (2007) memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut :
  • Mempunyai thallus silindris

  • Permukaan licin

  • Cartilogeneus

  • Keadaan warna tidaklah selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah.

Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan.
Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik, yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan.
  • Penampakan thalli bervariasi mulai dari bentuk sederhana sampai kompleks. Duri-duri pada thallus runcing memanjang, agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari thallus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan ke daerah basal (pangkal).

  • Tumbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram.

  • Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari.

  • Umumnya tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu.

  • Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati.

Rumput laut Eucheuma cottonii hidup di daerah pasang surut dengan cara menempel di suatu substrat supaya dapat bertahan dan tidak hanyut terbawa arus. Untuk dapat menyerap makanan dari air laut Eucheuma memerlukan gerakan air yang cukup. Jika dasar perairan terdiri dari potongan karang mati dan pasir pergerakan airnya akan cukup. Supaya penyerapan makanan dapat berlangsung terus dan tanaman terhindar dari kerusakan akibat sinar matahari, ketika air laut surut. Lokasinya harus masih digenangi air sedalam 30 – 60 cm dan memiliki pH 7,3 – 8,2.
Rumput laut Eucheuma cottonii sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang sulit dicerna, hingga menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Disamping itu Rumput laut Eucheuma cottonii juga mengandung protein, lemak dan mineral. sebagaimana telah disajikan pada tabel.
Tabel Komposisi kimia Eucheuma cottonii








Komposisi
Eucheuma cottonii
Kadar air
16,99
Protein
2,48
Lemak
4,30
Karbohidrat
63,19
Serat kasar
-
Abu
23,04
Sumber : Lestari, dkk (2000)
Rumput laut dapat ditambahkan dalam berbagai macam produk makanan. Karena Rumput laut mempunyai kandungan iodium yang tinggi yang terikat sebagai organo-iodium. Sehingga tidak mengurangi kelezatan makanan jika digunakan dalam industri makanan (Faqih dan Yahya, 1999).
Iodium pada garam dapur kurang memuaskan karena iodium sintesis mudah menguap bila ditambahkan pada produk dan disamping itu banyak pengusaha garam dapur yang masih enggan menambah iodium sintetis, mungkin biaya produksinya tinggi (Faqih dan Yahya, 1999).
Contoh produk makanan yang ditambahkan Rumput laut sebagai bahan penambahnya adalah stick Rumput laut, dodol Rumput laut, selai Rumput laut, keripik Rumput laut dan masih banyak lagi, termasuk Kerupuk Rumput Laut.

    1. Kerupuk Rumput Laut

Kerupuk adalah jenis pangan yang digemari di Indonesia.Berbagai kalangan menyukai jenis pangan ini baik golongan rendah maupun golongan yang tinggi. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai gizinya. Perbedaan ini bisa disebabkan pengaruh budaya daerah penghasil kerupuk, bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta alat dan cara pengolahannya (Adsense, 2009).
Komposisi bahan sendiri beserta pengolahannya akan sangat mempengaruhi kualitas kerupuk, dimana komposisi bahan ini juga mempengaruhi pengembangan pada kerupuk tersebut. Secara umum bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka, sedangkan bahan tambahannya dapat berupa ikan atau udang, telur atau susu, garam, gula, air dan bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar dan sebagainya. Jumlah dan jenis bumbu yang digunakan tergantung pada selera masing-masing (Adsense, 2009).
Kerupuk Rumput Laut adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan tepung terigu yang diramu dengan bahan tambahan berupa Rumput laut spesies Eucheuma cottonii dan dengan penambahan bumbu-bumbu, yaitu bawang putih, garam, bumbu pedas dan gula.
Kelebihan dari Kerupuk Rumput Laut yaitu memiliki rasa gurih yang khas, renyah, dan juga mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Kerupuk Rumput Laut dapat dipasarkan dalam bentuk makanan jadi yang siap dikonsumsi (matang) ataupun makanan setengah jadi (mentah).
Jenis makanan ini biasanya dikonsumsi sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera makan dan bisa juga untuk sekedar dikonsumsi sebagai makanan kecil atau camilan saat sedang santai ataupun saat beraktivitas.
2.4 Alat dan Bahan
2.4.1 Alat
Peralatan yang digunakan untuk membuat Kerupuk Rumput Laut adalah sebagai berikut:




















No
Nama Alat
Spesifikasi
Fungsi
1.
Timbangan
  • Digital

  • Baik

  • Tahan karat

  • Untuk menimbang semua bahan

2.
Baskom
  • Bersih

  • Tahan air

  • Baik

  • Sebagai wadah untuk merendam rumput laut

3.
Mangkuk
  • Kaca

  • Bersih

  • Baik

  • Untuk wadah bawang putih, gula dan garam

4.
Panci
  • Stainless

  • Bersih

  • Tidak berkarat

  • Baik

  • Untik merebus rumput laut


5.
Kompor
  • Kompor gas

  • Baik

  • Bersih

  • Sebagai sumber panas

6.
Pengaduk
  • Stainless

  • Baik

  • Bersih

  • Untuk mengaduk rumput laut saat direbus

7.
Penyaring
  • Tahan panas

  • Bersih

  • Untuk meniriskan rumput laut setelah direbus

8.
Blender
  • Tajam

  • Bersih

  • Bening

  • Tidak berkarat

  • Untuk menghaluskan rumput laut dan bumbu

9.
Nampan
  • Tahan panas

  • Bersih

Sebagai wadah :
  • Saat menguleni adonan,

  • Pembentukan gelondongan, dan

  • Saat pendinginan gelondongan kerupuk

10.
Dandang
  • Stainless

  • Tidak berkarat

  • Untuk mengukus gelondongan kerupuk

11.
Daun pisang
  • Segar

  • Berwarna hijau

  • Bersih

  • Sebagai alat saat pengukusan gelondongan

12.
Kain blacu
  • Transparan

  • Bersih

  • Untuk menutup dandang

  • Menutup gelondongan kerupuk

13.
Penjepit
  • Stainless

  • Bersih

  • Tidak berkarat

  • Untuk mengambil gelondongan kerupuk dari dandang

14.
Pisau
  • Tajam

  • Bersih

  • Tidak berkarat

  • Untuk mengiris gelondongan kerupuk

15.
Telenan
  • Permukaan halus

  • Bersih

  • Sebagai alas saat pengirisan kerupuk

16.
Para-para
  • Baik

  • Bersih

  • Sebagai alas saat menjemur

17.
Hand sealer
  • Tidak berkarat

  • Baik

  • Bersih

  • Untuk merekatkan plastik pengemas

18.
Sendok
  • Baik

  • Bersih

  • Untuk mengambil bahan-bahan


2.4.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi Kerupuk Rumput Laut, antara lain sebagai berikut:











No
Nama bahan
Spesifikasi
Fungsi
Jumlah
1.
Rumput laut
  • Eucheuma cottonii

  • Bersih

  • Sebagai bahan baku

  • Penambah nilai gizi

200 gram
2.
Tepung tapioka
  • Putih

  • Bersih

  • Spesifik tepung tapioka

  • Sebagai bahan dasar untuk membentuk tekstur

  • Untuk melumuri gelondongan

900 gram
3.
Tepung terigu
  • Putih

  • Bersih

  • Spesifik tepung terigu

  • Sebagai bahan dasar untuk membentuk tekstur

300 gram
4.
Bawang putih
  • Bau khas

  • Segar

  • Bersih

  • Pemberi aroma

  • Penambah cita rasa

34 gram
5.
Garam
  • Beryodium

  • Halus

  • Putih

  • Bersih

  • Penambah cita rasa

  • Pengawet

34 gram
6.
Gula
  • kristal

  • Tidak menggumpal

  • Putih

  • Bersih

  • Penambah cita rasa

  • pengawet

14 gram
7.
Air
  • PDAM

  • Jernih

  • Bersih

  • Untuk merebus dan merendam rumput laut

15 liter
8.
Pengemas
  • Plastik

  • Berlabel

  • Bening

  • Bersih

  • Menarik

  • Sebagai alat pengemas kerupuk yang sudah kering

4 buah
9.
Bumbu pedas
  • Pedas

  • Aman dikonsumsi

  • Sebagai pemberi rasa pedas

Secukupnya



















2.5 Skema Kerja
Prosedur dari pembuatan Kerupuk Rumput Laut adalah sebagai berikut:
Persiapan Alat dan Bahan

Penimbangan Bahan


Perendaman Rumput Laut


Perebusan Rumput Laut


Pemblenderan Bumbu dan Rumput Laut


Pengulenan Bahan


Pembagian Adonan


Pembentukan Adonan Menjadi Gelondongan


Pengukusan


Pengangkatan


Pendinginan


Pengirisan


Pengeringan

Pengemasan





2.6 Proses Produksi
Alur proses produksi Kerupuk Rumput Laut secara rinci adalah sebagai berikut:
  1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan Kerupuk Rumput Laut.

  2. Menimbang bahan sesuai dengan komposisi yaitu 200 gram rumput laut, 900 gram tepung tapioka, 700 gram digunakan sebagai adonan sedangkan 200 gram digunakan untuk melumuri gelondongan Kerupuk 300 gram tepung terigu, 34 gram bawang putih, 34 gram garam halus, bumbu pedas secukupnya dan 14 gram gula pasir.

  3. Merendam rumput laut dalam baskom dengan menggunakan air bersih, sambil membersihkannya dari kotoran yang melekat.

  4. Merebus rumput laut dengan menggunakan panci selama 5 menit, kemudian diangkat dan ditiriskan.

Gambar 1. Perebusan Rumput laut
5. Memblender bumbu dan rumput laut, bumbu diblender terlebih dahulu kemudian rumput laut dimasukkan, dan campuran tersebut diblender bersama-sama sampai halus dan tercampur rata.
6. Bumbu dan rumput laut yang sudah halus dan tercampur rata, kemudian diuleni bersama tepung tapioka dan tepung terigu, sampai terbentuk adonan yang kalis dan homogen.
Gambar 2. Pengulenan adonan
7. Adonan dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian dibentuk bulat.
8. Bagian adonan tersebut dibentuk menjadi gelondongan (silindris) ± 15 cm X 3 cm.
9. Gelondongan dikukus sampai masak, dalam dandang yang sudah dialasi dengan daun pisang, dan diatasnya ditutup dengan kain blacu.
Gambar 3. Pengukusan gelondongan
10. Gelondongan kerupuk diangkat dari dandang menggunakan penjepit, kemudian dilumuri dengan tepung tapioka, dengan tujuan untuk memperbaiki tekstur.
11. Gelondongan kerupuk didinginkan selama semalam, sampai cukup keras untuk bisa diiris.
Gambar 4. Gelondongan kerupuk
12. Gelondongan kerupuk diiris dengan ketebalan 2 mm.
13. Hasil irisan kerupuk kemudian dijemur hingga benar-benar kering (selama 3 hari).
14. Kerupuk yang sudah kering dikemas dalam plastik yang sudah berlabel, selanjutnya plastik pengemas dipres dengan hand sealer.
Gambar 5. Hasil

2.7 Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang menunjang kelancaran proses produksi Kerupuk Rumput Laut adalah:
  1. Tersedianya peralatan dan bahan di daerah sekitar sehingga mudah diperoleh.

  2. Proses pembuatan Kerupuk Rumput Laut cukup sederhana.

  3. Dari proses produksi yang cukup sederhana dapat menghasilkan kerupuk dengan kelebihan memiliki rasa gurih yang khas dan kandungan gizi yang cukup tinggi.


2.8 Faktor Penghambat
Sedangkan faktor-faktor yang menghambat kelancaran proses produksi Kerupuk Rumput Laut adalah:
  1. Cuaca yang kurang mendukung, misalnya hujan dan langit terus berawan dapat menghambat kelancaran proses pengeringan kerupuk. sehingga memakan waktu yang cukup lama untuk menunggu hingga kerupuk benar-benar kering.

  2. Sebagian besar masyarakat belum begitu mengenal Kerupuk Rumput Laut.

  3. Banyak masyarakat lebih mementingkan harga yang lebih murah meskipun nilai gizinya rendah. Sedangkan Kerupuk Rumput Laut memiliki kandungan gizi yang tinggi dan harganyapun lebih tinggi dibanding kerupuk lain. Sehingga sebagian dari mereka masih enggan untuk membelinya.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rumput laut atau seaweed secara ilmiah dikenal dengan istilah Alga atau Ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota Alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Spesies rumput laut yang digunakan untuk membuat Kerupuk Rumput Laut adalah Eucheuma cottonii.
Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karagenan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa karagenan. Maka jenis ini secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii. Nama daerah “Cottonii” umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia perdagangan Nasional maupun Internasional.
Kerupuk Rumput Laut adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan tepung terigu yang diramu dengan bahan tambahan berupa Rumput laut spesies Eucheuma cottonii dan dengan penambahan bumbu-bumbu, yaitu bawang putih, garam dan gula.

3.2 Saran
Kerupuk Rumput Laut masih sangat sulit ditemukan, dan mempunyai banyak manfaat bagi tubuh manusia maka sebagai Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan kita harus mengembangkan potensi-potensi hasil perikanan terutama rumput laut sebagai bahan pangan.





DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2007. Rumput Laut : Kaya Serat Penuh Manfaat. http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/rumput-laut--kaya-serat-penuh-manfaat. Diakses tanggal 28 Oktober 2010, 20.28.

Anonymous.2010. Kandungan dan Manfaat Rumput Laut. http://cinduatakacauhariujan.wordpress.com/2010/03/25/kandungan-gizi-manfaat-rumput-laut/. Diakses tanggal 28 Oktober 2010, 20.30.

Adsense.2009. Tentang Pembuatan Kerupuk. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/tentang-pembuatan-kerupuk.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2010, 21.00.

Faqih dan Yahya.1999. Pengembangan Makanan Camilan Beryodium Melalui Fortifikasi Rumput Laut (Eueheuma cottonii) Pada Biskuit http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=oai:www.digilib.brawijaya.ac.id:JIUBRA029900062. Diakses tanggal 28 Oktober 2010, 20.30.

Lestari,Angka Sri, dkk. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Cetakan Pertama. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor.

Mirzard. 2009. Pengemasan Daging Rajungan Pasteurisasi Dalam Kaleng. http://mirzads.wordpress.com/. Diakses tanggal 28 Oktober 2010, 19.55.

Poncomulyo, taurino dkk. 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. Depok : Agromedia Pustaka.

Syamsuar. 2007. Karakteristik Karagenan Rumput Laut Eucheuma cottonii Pada Berbagai Umur Panen, Konsentrasi KOH dan Lama Ekstraksi www.damandiri.or.id/file/samsuaripbbab1.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2010, 20.00.



0 comments:

Post a Comment

 

Muhammad Vioza Virdaus Akbar Sponsored by Akbar Caem