Wednesday, April 1, 2009

Secuil Hasrat Yang Pernah Tersirat

Perjalananku tertatih
Tersumbat bayang sekelimang peneruh asa dan hasrat metafora
Dudukku terpekur
Melihat seolah dinding yang berjelaga
Amarah yang terlantar
Kesepian yang menghujam
Para munafik yang memuakkan
Di antara hamparan safana rerumputan
Kuambil sejumput jerami
Menjuntarkan khayal tentang secuil kisah masa silam
Kata ibunda menyelimutiku dengan selimut penghangat badan
Dan kedinginan sebelum aku terpejam
Mungkin hanya baitan kenangan
Akan keharuan dan tapak tulus kasih saying
Trulur murni tanpa dinding pembatas
Menghadir indah menembus dinding nurani
Sejauh mata memandang
Hanya ada tepisan nisan yang telah
Yang menorehkan sebuah nama seseorang
Yang telah memjam abadi
Akhirnya kulangkahkan kaki
Meninggalkan areal sunyi sepi ini
Namun entah sampai kapan
Kerinduan ini akan menghilang dalam titian jiwa
Dan linangan perasaan yang tergenggam

Jakarta, 26 November 2007
Di sebuah kesunyian areal pemakaman

seindahtitianpelangi

0 comments:

Post a Comment

 

Muhammad Vioza Virdaus Akbar Sponsored by Akbar Caem