Saturday, June 4, 2011

Laporan MPI

BAB I. PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Pada umumnya nelayan di daerah lekok menggunakan alat tangkap gill net dan payang. Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesiaumumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhyoa (1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikanyang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Haltersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia ,dapat mendorong manusiauntuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemakaian gill net dan payang tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap. Penamaan gill net pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yangmemberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
Sektor usaha penangkapan ikan di Lekoktergolong perikanan tradisional yang masih tergolong menggantungkan cuaca atau alam dengan menggunakan metode yang relatif rendah dan sarana peralatan yang sederhana.
Provinsi Jawa Timur mempunyai luas perairan 357.707 Km2 meliputi Selat Madura, Laut Jawa, Selat Bali (Wilayah Pantai Utara) dan Samudera Indonesia serta ZEEI (Wilayah Pantai Selatan). Memiliki panjang garis pantai 1.900 km dan 446 pulau. Sebanyak 23 daerah dari 38 kabupaten/kota atau lebih 60 persen merupakan wilayah pesisir. Potensi perikanan tangkap tangkap diperkirakan sebesar 1,7 juta ton per tahun. Baru dimanfaatkan 453.034,05 ton (56,30%), sebanyak 87,98% diperoleh dari usaha penangkapan ikan di pantura (ikan kerapu, kakap merah, tengiri, bawal, teri nasi,lemuru, kurisi, kuniran, cumi, Tongkol). Sedangkan Pantai selatan dan ZEEI baru 12,12%. (Ayodhya 1981).
Pada tahun 2007 sektor perikanan memberikan kontribusi 25,7 persen dari total eksporhasil laut nasional. Kontribusi dari Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Dinas Perikanan Jatim, pada tahun 2008 mencapai Rp 14,6 miliar (PAD) dengan volume ekspor 101 ribu ton. Pada tahun 2007 sebesar Rp. 13 miliar (PAD) dengan volume 98 ribu ton, tahun 2005 Volume 181.711,310 ton, nilai USD 479 juta, tahun 2006 volume 178 ribu ton, nilai USD 518 juta dan pada tahun 2007 volume 217 ribu ton, nilai USD 580 juta (Santoso,2008).

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum Metode Penangkapan Ikan ini adalah mempelajari tentang alat penangkapan ikan terutama alat tangkap Gill net dan Payang di Badan Pengelolahan Pangkalan Pendaratan Ikan Lekok.
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Mengetahui Konstruksi alat tangkap Gill net dan Payang di Badan Pengelolahan Pangkalan Pendaratan Ikan Lekok.
b. Mengetahui Karakteristik dari alat tangkap Payang Gill net dan Payang di Badan Pengelolahan Pangkalan Pendaratan Ikan Lekok, Pasuruan.

1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Metode Penangkapan Ikan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 April 2011 pukul 07.00 – 15.00 WIB di Badan Pengolahan Pangkalan Pendaratan Ikan Lekok, Pasuruan, Jawa Timur.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 DEFINISI METODE PENANGKAPAN IKAN
Metode penangkapan ikan adalah suatu cara untuk menangkap ikan menggunakan alat bantu penangkapan ikan dalam suatu manajemen perikanan tangkap.
Menangkap ikan di air lebih mudah dari pada menangkap hewan di darat. Sebab menangkap ikan hanya memerlukan alat yang sederhana sedangkan menangkap hewan darat memerlukan atat dan keahlian khusus.

2.2 DEFINISI KAPAL
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb), seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya dimana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.Contoh macam-macam kapal:Rakit,Sampan di sungai,Perahu kecil,Kapal Layar,Boat,Kano (Poerwati.2009)
Gambar 1. Kapal Nelayan
Pengertian kapal dapat didefinisikan sebagai “a ship is a floating vessel which is self propelled an capable of carrying cargo or passenger” (The Marine Encyclopaedic Dictionary by Eric Sullivan) dimana dapat kita ambil pengertian yaitu kapal adalah sarana angkutan terapung di air yang dapat bergerak/berpindah sendiri dari satu tempat ke tempat lain dan mampu mengangkut/memindahkan muatan/barang atau penumpang.
Kembali ke pembahasan kapal barang adalah  merupakan kapal jenis pengangkut barang yang beraneka ragam baik jenis barang dalam bentuk kotak, crate, bundle, dan lain lain. Kapal-kapal jenis ini umumnya berlayar trampers dan tidak memiliki rute khusus tetapi ada juga yang berlayar linier dengan rute tetap. Dari sisi underwriting, kapal yang memiliki pelayaran linier atau rute tetap akan memiliki penilaian yang positif karena beberapa alasan sebagai berikut :
-    ABK lebih mengusai daerah pelayaran yang dilewati.
-    Kapal memiliki schedule tetap sehingga owner/management akan memiliki
schedule perawatan kapal yang pasti.
-    Sesungguhnya ABK lebih menyukai berlayar linier.
-    Biasanya linier mempunyai pasar cargo yang pasti sehingga akan sibuk
terus sepanjang tahun

2.3 DEFINISI ALAT TANGKAP
Payang
Payang berbadan panjang atau pendek adalah alat penangkap ikan berbentuk kantong, terdiri dari dua bagian sayap yang panjang, dengan bagian medan jaring bawah (bosoom) yang lebih menjorok kedepan, bagian badan serta bagian kantong jaring (BPPI Bogor, 2003).
Nama payang berbeda-beda menurut daerahnya seperti daerah Jakarta, Tegal, Pekalongan, Bratang dan daerah lain di pantai Utara Jawa menamakan payang adalah payang, payang uras untuk daerah Selat Bali dan sekitarnya, payang ronggeng untuk daerah (Bali Utara),payang gerut untuk daerah Bawean, payang puger untuk daerah Puger Jawa Timur, payang jabur untuk daerah Pandelengan/Madura dan lampung, dll.

Gill Net
Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah ‘sasi ami’, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri-sasu pada jaring-ami´. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenisikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengannama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) padamata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.
Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jaring insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat penangkapikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring(mesh) dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah panjang/horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaringke arah vertikal atau ke arah dalam (Mesh Depth/MD). Pada bagian atasnya dilengkapidengan beberapa pelampung (floats) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawananmemungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.

2.4 MACAM-MACAM ALAT TANGKAP DAN CARA PENGOPERASIAN
1. Payang
Payang adalah (pukat kantong lingkar) yang secara garis besar terdiri atas bagian katong, badan perut dan kaki atau sayap. Pada bagian bawah kaki atau sayap mulut jarring diberi pemberat sedangkan pada bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung.(Sukandar, et al, 2004)
Dalam operasi penangkapannya banyak dilakukan dengan menggunakan alat bantu rumpon, dimana ikan-ikan yang ada pada rumpon digiring masuk ke dalam kantong payang walaupun dalam oprasi penangkapannya tidak selalu menggunakan rumpon (Sudirman dan A. Mallawa, 2004).
Pengoperasian payang hampir sama dengan pengoperasian cantrang yaitu dengan cara membentangkan sayap jaring di perairan dan melingkari sasaran yang dituju (umumnya dengan cara menduga-duga), hingga akhirnya kedua sayap tersebut ditarik dengan keadaan kapal dilabuh atau berhenti, diakhiri dengan menaikkan kantong diatas kapal (Subani dan Barus, 1989). Pengoperasian payang tanpa dilengkapi dengan alat pembuka mulut jaring yang berupa papan rentang (otter board) atau palang (beam). Pengoperasian payang tidak dihela (dragging) di belakang kapal yang berjalan, melainkan ditarik (towing) untuk mengangkat payang ke atas geladak kapal.
2. Gill net
Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yangdigabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan,dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapudasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(setgillnet), jaring insang lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),dan trammel net.Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikansecara aktif  perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan iakan-ikanyang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lainyang lebih besar.Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satuatau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak.Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur peahan es atau garamsecukupnya agar iakn tidak lekas membusuk.
Setelah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dantelah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). mula Pada saat hauling, jaringdiatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna perairan.-jaring ditebar melintang melawan arus.
2.5 MACAM-MACAM ALAT TANGKAP
2.5.1 Cara Pengoperasian Alat Tangkap
A. A. Payang
Secara garis besar terdiri dari bagian kantong, badan dan kaki .namun ada juga pendapat yang hanya membagi payang menjadi dua bagian yaitu kantong dan kaki .bagian kantong umumnya terdiri dari bagian- bagian kecil yang tiap bagian mempunyai nama sendiri –sendiri sesuai dengan kebiasaan di daerah masing masing .besar mata jaring dari ujung kantong sampai ujung kaki berbeda- beda bervariasi mulai dari 1 cm sampai kurang lebih 40 cm.
Prinsip pengoprasian alat tangkap payang adalah melingkari gerombolan ikan.pada saat terdapat gerobolan ikan yang terlihat kapal segera menurunkan jarring pada jarak dan waktu yang tepat sehingga pada waktu jaring melewati gerombolan ikan jaring telah membuka dengan maksimal sehingga kemungkinan ikan lolos sangat kecil .setelah jaring diturunkan tali dihela sehingga jaring tertarik ke gerombolan ikan (Sukandar, 2004).
Gambar 2 Cara Pengoperasian Payang
B. Gill Net
Penangkapan ikan menggunakan jaring insang (gill net) ini adalah jaring dipasang tegak lurus di dalam air menghadang arah gerak gerombolan ikan. Ikan-ikan tertangkap disebabkan karena tersangkut pada mata jaring atau tergulung oleh jaring tersebut.


Gambar 3.Cara Pengoperasian Gill Net
B. C. Pancing
C. Penangkapan ikan menggunakan pancing (hook and lines) ini adalah dengan memasang umpan, baik umpan alami maupun umpan buatan pada mata pancing yang dimaksudkan untukmenarik perhatian ikan. Umpan dimasukkan ke perairan yang diketahui banyak terdapat ikan. Setelah umpan tersampar, segera ditarik beserta haril tangkapannya.

D. 2.5.2 Fishing Ground
Daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang biasa digunakan nelayan Brondong untuk mencari ikan tidak menentu. Biasanya mereka menggunakan alat tangkapnya di sekitar rumpon yang jaraknya ± 80 mil dari pelabuhan. Namun terkadang mereka juga mencari ikan hingga keluar daerah, yaitu menjangkau daerah Kalimantan, tergantung pada waktu tersebut musim ikan atau tidak.
Fishing ground dari purse seine dan payang hampir sama karena nelayan brondong menentukan fishing ground tidak menggunakan rumpon sehingga cara mengetahui ada ikan atau tidak di daerah itu dilakukan dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan menebar jaring dan melihat hasil tangkapannya, bila dirasa banyak akan diulang lagi menebar jaringnya.

a. Payang

Gambar 4. Payang
Komponen utama pada payang adalah kantong, badan, sayap ada 3 bagian dari ujung badan, selambar, pelampung bola, tali ris atas, tali ris bawah dan pemberat.
b. Gill Net

Gambar 5.Gillnet
Komponen utama gill net adalah berbentuk empat persegi panjang, dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung pada tali ris atasnya.
2.5.3 Alat bantu yang digunakan tiap alat tangkap
Payang
Pengoperasian alat tangkap payang dapat menggunakan alat bantu berupa lampu petromaks yang digunakan pada malam hari dn alat bantu rumpon untuk pengumpul ikan. Penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95 persen lebih (Martinus, 2006).
Gill Net
Penggunaan gill net pada proses penangkapan ikan ini biasanya menggunakan alat bantu berupa jangkar sebagai pemberat agar kuat menahan hempasan gelombang.
2.5.4 Hasil Tangkapan
Ikan-ikan pelagis kecil (sarden, baby tuna, rucah, dan lain-lain) tergantung ukuran meshsize jaring itu sendiri.
Payang adalah termasuk alat penangkap ikan yang sudah lama dikenal nelayan Indonesia. Payang adalah pukat kantong yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Kedua sayapnya berguna untuk menakut-nakuti atau mengejutkan serta menggiring ikan untuk masuk ke dalam kantong. Cara operasinya adalah dengan melingkari gerombolan ikan dan kemudian pukat kantong tersebut ditarik ke arah kapal.

Gambar 6. Ikan Pelagis

Gambar 7. Hasil Tangkapan (Tuna)

Gambar 8. Hasil Tangkapan (Sarden)


BAB III. METODOLOGI


3.1 Metode Pengambilan Data
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang telah diketahiu atau suatu anggapan yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain. Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa atau keterangan atau karakteristik dari sebagian atau seluruh populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian . Pada penelitian ini data yang digunakan adalah primer dan data sekunder.

3.2 Metode Analisa Data
Tujuan dari analisa data pada saat melakukan praktek akhir ini adalah agar bisa mengenal/melihat langsung apa yang telah dilakukan di tempat praktikum sehingga penulis bisa menuangkan dalam bentuk tulisan dan dibantu dengan adanya data yang menjelaskan tentang kegiatan praktek sehari-hari, cara menganalisa data ini disebut dengan data deskriptif.

3.3 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum metode penangkapan ikan antara lain sebagai berikut:
3.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Metode Penangkapan Ikan adalah sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 1. dibawah ini:

Tabel 1. Alat
No
Nama Alat
Fungsi
1.
Jangka Sorong
Untuk mengukur diameter dalam dan luar dari pelampung, pemberat, benang jaring dan tali ris serta tali pelampung dan tali pemberat pada jaring
2.
Meteran
Untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi jaring serta tali ris dan sebagainya
3.
Penggaris
Untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi alat tangkap serta tali ris dan sebagainya dalam skala kecil
(Sumber: Data Praktikum, 2011)
3.3.2 Bahan
Adapun bahan yang diigunakan dalam praktikum Metode Penangkapan Ikan (MPI) adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Bahan
No.
Nama Bahan
Fungsi
1.
Modul
Sebagai pedoman untuk mencari data yang diperlukan pada alat tangkap yang diukur
2.
Pena
Untuk menulis hasil pengukuran yang diperoleh dari pengukuran
3.
Buku Tulis
Sebagai tempat untuk menulis hasil pengukuran terhadap alat tangkap yang di ukur
(Sumber: Data Praktikum, 2011)


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Lokasi Pratikum
4.1.1 Letak Geografis Lokasi Pratikum
Badan Pengelolahan Pangkalan Pendaratan Ikan (BPPPI) Lekok terletak di Desa Jatirejo Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur dengan jarak ± 18 km dari pusat Kabupaten Pasuruan. Keberadaan lokasi Badan Pengelolahan Pangkalan Pendaratan Ikan Lekok terletak :
Sebelah Utara : Selat madura
Sebelah Selatan : Desa Tambak Lekok
Sebelah Barat : Desa Patuguran
Sebelah Timur : Desa Jatirejo
Sarana fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang BPPPI Lekok didirikan di atas lahan seluas 24.065 m2 dari hasil pengembangan reklamasi pantai dengan kemiringan 0 – 250 dengan ketinggian 2 m diatas permukaan laut yang terletak pada posisi koordinat : 080 17’ 31,7” LS dan 1110 42’ 54,23” BT. Lahan BPPPI Lekok struktur tanah bagian bawah sebagian besar terdiri dari jenis alluvial dan mediteran, kemudian dibagian lapisan atas diberikan tanah urugan dan strukturnya terdiri dari sirtu.
Lokasi prasarana dan sarana BPPPI Lekok mempunyai akses jalan utama dan jalan masuk pintu gerbang (Gate Away) menuju ke kawasan BPPPI. Jalan masuk utama berupa aspal sepanjang 8 km dari jalan raya Mangkrengan menuju ke arah utara. Kemudian untuk menuju pintu gerbang BPPPI sampai di kawasan lingkungan BPPPI Lekok berupa jalan landscape dari batu paving. Disamping sarana pendukung yang berupa jalan, untuk mengakses lokasi prasarana BPPPI Lekok tersedia juga sarana telekomunikasi yaitu berupa telpon dan SSB. Untuk kegiatan operasional BPPPI Lekok dilengkapi juga dengan penerangan dengan sumber listrik berasal dari PLN dengan kemampuan daya sebesar 11.400 watt.

4.1.2 Jumlah dan jenis alat tangkap yang ada di BPPPI Lekok tahun 2007 sampai 2009.
Tabel 3. Jumlah dan Jenis Alat Tangkap
No.
Jenis Alat Tangkap
Jumlah (Buah / Tahun )


2007
2008
2009
1.
Payang Jurung
1005
1005
943
2.
Payang Alet
68
20
17
3.
Payang Oras (P.Muncar)
9
9
6
4.
Jaring Insang / Tengah
108
108
405
5.
Jaring kepiting /Rajungan
240
240
220
6.
Bangan
66
66
125
(Sumber: BPPPI Lekok, 2011)

4.1.3 Jumlah Nelayan di Kecamatan Lekok Tahun 2007-2009
Tabel 4. Jumlah Nelayan
No.
Nama Desa
Jumlah Nelayan (Orang)


2007
2008
2009
1
Tambak Lekok
607
627
658
2
Jatirejo
3.192
3.192
3.351
3
Wates
2.432
2.432
2.554
4
Semedusari
179
179
188
5
Pasinan
43
43
46
Jumlah
6.453
6.483
6.797
(Sumber: BPPPI Lekok, 2011)

4.1.4 Jumlah Nelayan di Kecamatan lekok yang beroprasi di setiap bulan pada Tahun 2009
Tabel 5. Jumlah Nelayan setiap tahun
No.
Bulan
Jumlah Nelayan (Orang)


2007
2008
2009
1
Januari
1620
1296
Angin
2
Februari
2562
642
11.500
3
Maret
3498
600
16.040
4
April
4230
2250
5640
5
Mei
6918
6276
5469
6
Juni
1320
2382
7010
7
Juli
1050
2382
3080
8
Agustus
636
2346
2070
9
September
5304
1782
3360
10
Oktober
8124
5256
6090
11
November
9558
4092
13520
12
Desember
1008
4152
13745
Jumlah
45.828
33.456
75.154
(Sumber: BPPPI Lekok, 2011)

4.1.5 Prasarana dan Sarana BPPPI Lekok
Dalam rangka menunjang kegiatan oprasional BPPPI Lekok dilengkapi dengan beberapa fasilitas antara lain, seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 6. Prasarana dan Sarana
Fasilitas Pokok
Lahan
Seluas
24065 m²
Talud/Turap
Sepanjang
3105
Air
Volume
0 1/hari
Fasilitas Fungsional
Gedung Pelelangan Ikan
Seluas
401 m²
Gedung Perbaikan Jaring
Seluas
300 m²
Tempat Parkir
Seluas
60 m²
Bengkel
Seluas
100.8 m²
Gudang Es
Seluas
42 m²
Gudang Peralatan
Seluas
30 m²
Gudang Kotak Ikan
Seluas
42 m²
Toilet Umum
Seluas
21 m²
Pagar Muka
Sepanjang
93,6 m²
Listrik PLN
Sebesar
11400 watt
Genset
Sebesar
6 KVA
Kantor BPPPI
Seluas
84 m²
Balai Pertemuan Nelayan
Seluas
80 m²
Rabatan / Tempat Jemur Ikan
Seluas
1975 m²
Gedung Pengepakan
Seluas
120 m²
Kantor KAMLA
Seluas
100 m²
Musholla
Seluas
52 m²
Fasilitas Penunjang
Pos Jaga
Seluas
7,5 m²
Rumah Jaga Type 36
Seluas
36 m²
Rumah Dinas
Seluas
70 m²
Lanscape Paving
Sepanjang
130
Los pasar Ikan*
Seluas
126 m² x 2
*Bantuan Pemerintah Kabupaten Pasuruan (Sumber: BPPPI Lekok, 2011)

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Timur

Kepala Badan Pengelola Pangkalan
Pendaratan Ikan Lekok

Sub Bagian
Tata Usaha

Seksi Kenelayanan
Seksi Sarana

Seksi Pengusahaan Dana

(Sumber: BPPPI Lekok, 2011)

Gambar 6. Struktur Pengurus BPPPI Lekok

Tugas dan fungsi

a. Kepala BPPPI
Bertugas untuk memimpin seluruh kegiatan operasional di BPPPI, serta melaksanakan koordinasi dengan pihak lain yang terkait meliputi pemerintah, swasta maupun perorangan
b. Sub Bagian Tata Usaha
Bertugas melaksanakan urusan administrasi, rumah tangga personalia dan keuangan serta pengaturan penjagaan keamanan
Dalam tugasnya Sub Bagian Tata Usaha dibantu oleh staff umum, staff kepegawaian dan staff keuangan serta satpam.
c. Seksi Sarana
Bertugas melaksanakan perawatan, pemeliharaan dan perbaikan sarana-sarana BPPPI agar tetap dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.
Dalam melaksanakan tugasnya seksi sarana dibantu oleh palaksana perbengkelan, pelaksana bangsal, pelaksanaan gudang dan pelaksana dermaga.
d. Seksi Pengusaha Jasa
Bertugas melaksanakan pengelolaan pengusahaan sarana, pelayanan jasa di BPPPI
Dalam melaksanakan tugasnya seksi pengusahaan jasa dibantu oleh pelaksana pelelangan, pelaksana retribusi dan pelaksana jasa lainnya.
e. Seksi Kenelayanan
Bertugas melaksanakan pengaturan dan pembinaan kegiatan nelayan dikawasan BPPPI, serta pengumpulan data statistik perikanan
Dalam melaksanakan tugasnya seksi kenelayanan dibantu oleh pelaksana pembinaan organisasi kenelayanan, pelaksana pembina organisasi sosial dan petugas statistik.
Susunan organisasi dan tata operasional BPPPI Lekok diharapkan dapat lebih memudahkan pelaksanaan TUPOKSI BPPPI Lekok, yang pada akhirnya mekanisme pelayanan yang prima terhadap para pengguna jasa BPPPI dapat berjalan lebih optimal. Sehingga keberadaan BPPPI Lekok benar-benar mampu memberikan manfaat yang besar bagi pengurus jasa BPPPI khususnya nelayan.
(Sumber: BPPPI Lekok, 2011)

4.2 Data Alat Tangkap
4.2.1 Data Alat Tangkap Jaring Indramayu (Gill Net Millenium)
Adapun data – data alat tangkap gill net yang di peroleh dari tempat praktikum adalah sebagai berikut:
Tali Pelampung
Bahan : Polyethilene (PE)
Diameter : 7 mm
Panjang : 60 m
Arah Pintalan : Kanan (S)
Tali Ris Atas
Bahan : Polyethilene (PE)
Diameter : 4 mm
Panjang : 60 m
Arah Pintalan : Kanan (S)
Tali Pemberat
Bahan : Polyethilene (PE)
Diameter : 7 mm
Panjang : 60 m
Arah Pintalan : Kanan (S)
Tali Ris Bawah
Bahan : Polyethilene (PE)
Diameter : 4 mm
Panjang : 60 m
Arah Pintalan : Kanan (S)
Pelampung
Bahan : Sterofoam
Bentuk : Ellips
Diameter Luar : 30,5 mm
Diameter Dalam : 0,8 mm
Panjang : 5 cm
Jarak Antara Pelampung : 74,4 cm
Jumlah Pelampung : 80 Buah
Pemberat
Bahan : Semen
Bentuk : Lingkaran
Diameter luar : 109,1 mm
Daimeter Dalam : 0,8 mm
Pelampung Tambahan
Bahan : Plastik
Bentuk : Bola
Diameter : 129,4 mm
Jumlah : 3 Buah
Tali Selambar
Bahan : Polyethilene (PE)
Arah Pintalan : Kanan (S)
Diameter : 0,2 mm
Panjang : 580 cm
Jaring
Bahan Benang : Senar (Monofilament)
Jumlah Yarn : 10 buah
Ukuran Mata Jaring (Mesh Size) : 8,5 cm
Nomor Benang : 20
Panjang Jaring : 55 m
Data Kapal Jaring Indramayu (Gill Net Millenium)
Jenis : Kapal Motor
Bahan : Kayu
Panjang : 7 m
Lebar : 3 m
Tinggi/Dalam : 4 m
GT : 15 GT

Data Mesin
Merek : Dompheng
Tenaga : 24 PK
Bahan Bakar : Solar
Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) : 4 Orang

4.2.2 Data Alat Tangkap Payang Alet
1. Tali Ris Atas
Panjang : 15 m
Bahan : Marlon
Diameter : 10,1 mm
Arah Pintalan : Kanan (S)
2. Tali Ris Bawah
Panjang : 15 m
Bahan : Marlon
Diameter : 10,1 mm
Arah Pintalan : Kanan (S)
3. Pelampung
Bahan : Plastik
Diameter : 0,2 cm
Bentuk : Bola
Jarak Antar Pelampung : 1 m
Jumlah : 5 Buah
4. Pemberat
Bahan : Timah dan Batu
Bentuk : Lingkaran
Diameter : 15 mm
Berat : 10 Kg
Jarak Antar Pemberat : 1,5 m
Tebal : 2,7 cm
5. Jaring Pada Sayap
Bahan : Nilon
Diameter : 0,2 cm
Mesh Size : 20 Inci

6. Jaring Pada Badan
Bahan : Nilon
Diameter : 12,2 mm
Mesh Size : 10 Inci
7. Jaring Pada Kantong
Bahan : Nilon
Diameter : 11,8 mm
Mesh Size : 5 Inci
8. Sarana Apung
Jenis : Kapal Motor
Bahan : Kayu
GT : 15 GT
Panjang : 12 m
Lebar : 2,5 m
Tinggi : 1,5 m
Mesin : Diesel
Merk Mesin : Dompheng
Tenaga : 23 PK
Bahan Bakar : Solar
Jumlah ABK : 7 Orang


9. Daerah Penangkapan
Nama Daerah : Selat Madura
Jalur Penangkapan Ikan : 3 – 6 Mil Laut
10. Waktu Operasi Penangkapan Ikan
Bulan : September – Maret
Waktu Operasi : Jam 05.00 – 12.00 Siang
1 Trip : 1 Hari
1 Bulan : 26 Trip
Jumlah Setting : 12 Kali
Jumlah Hauling : 12 Kali
11. Hasil Tangkapan
1 Trip : 2 Kwintal
1 Bulan : 55 Kwintal
4.4 Pembahasan
Kapal gill net
Kapal gill net yang digunakan di BPPPI Lekok sudah memadai di kalangan masyarakay di daerah tersebut. Tetapi masih kurang optimal untuk digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan. Dikarena berat dari kapal tersebut tidak seimbang dengan berat mesin kapal. Kapalnya besar tapi tenaga mesinnya kurang, itu sangat mempengaruhi kecepatan kapal saat menghadapi gelombang besar dan operasipun tidak maksimal. Oleh karena itu dianjurkan bahwa jika ingin membuat kapal harus disesuaikan dengan tenaga dari mesin itu juga. Biasanya digunakan perbandingan 3 : 1. Maksudnya adalah jika kapal beratnya 15 GT maka tenaga mesin harus 3 X lipat dari kapal tersebut. artinya tenaga mesin harus 45 HP, agar saat menghadapi ombak tidak akan mundur kebelakang menurut Taufik (2011).
Tali Pelampung
Panjang tali pelampung dari gill net milenium yang ada di Lekok adalah 60 m, yang dimana panjangnya sudah melebihi panjang dengan panjang jaring gill net millenium. Jadi dilihat pada produktifitasnya sudah sangat bagus, karena dari kelebihan panjang tali pelampung dapat di sambung pada pis yang lainnya. Menurut Taufik (2011) panjang tali pelampung harus dilebihkan atau disisakan 30 – 50 cm untuk penyambungan pada pis yang lainnya.
Tali Ris Atas
Pada tali ris atas panjangnya sudah cukup efektif karena sudah melebihi panjang jaring, tetapi masih kurang produktif karena arah pintalan darai tali ris atas dan tali pelampung masih searah yaitu kanan. Karena jika arah pintalannya sama maka akan memudahkan jaring dapat terbelit saat dioperasikan. Sebaiknya menurut Taufik (2011) tali ris atas dibuat rangkap dua dengan arah pintalan yang berlawanan (S dan Z).
Tali Ris Bawah
Panjang tali ris bawah pada jaring gill net millenium yang ada di Lekok adalah 60 m, jadi sudah agak optimal karena panjangnya melebihi panjang jaring. Tetapi kurang produktifitasnya dalam pengoperasiannya. Karena arah pintalan tali ris bawah masih searah denngan tali pemberat jadi akan mudah untuk terbelit. Sebaiknya menurut Taufik (2011) arah pintalan tali ris bawah dan tali pemberat harus berlawanan arah agar tidak mudah terbelit. Arah pintalan tali ris bawah harus berlawanan arah dengan tali pemberat agar tidak mudah terbelit.
Pelampung
Pelampung yang digunakan pada alat tangkap gill net millenium yang ada di BPPPI Lekok adalah rata-rata terbuat dari sterofoam dan potongan sandal jepit. Pelampung ini sudah sengat optimal untuk digunakan dalam alat tangkap, dimana sudah memiliki daya apung yang bagus untuk mengapungkan alat tangkap dengan baik. Tetapi menurut Taufik (2010) selain memasang pelampung harus juga diperhatikan pemberatnya agar daya apung dan daya tenggelam dari jaring dapat optimal atau seimbang agar ikan dapat tertangkap dengan baik.Pelampung haruslah terbuat dari sterofoam, polyvinyl chloride, plastik dan karet untuk mengapungkan alat tangkap.
Pemberat
Pemberat yang digunakan alat tangkap gill net millenium yang ada di BPPPI Lekok adalah terbuat dari semen. Pemberat ini sudah sangat optimal pada alat tangkap gill net, tapi menurut Taufik (2010) harus diseimbangkan juga dengan gaya apung dari pelampung agar kedudukan jaring didalam perairan dapat maksimal dan memperoleh hasil tangkapan sebanyak mungkin.
Tali Pemberat
Pada tali pemberat panjangnya sudah mengikuti panjang jaring. artinya bahwa tali pemberatnya sudah lebih panjang dari panjang jaringnya. Tetapi masih kurang produktif karena arah pintalannya masih searah dengan arah pintalan tali ris bawah jadi jika dioperasikan maka mudah sekali terbelit. Jadi sebaiknnya arah pintalannya harus berlawan arah agar tidak mudah terbelit. Sebaiknya menurut Taufik (2010) arah pintalan tali ris bawah dan tali pelampung harus berlawanan arah agar tidak mudah terbelit. Jika jaring tidak terbelit maka hasil tangkapan yang diperoleh juga dapat maksimal.
Pelampung Tambahan
Selain pelampung yang diikatkan pada tali pelampung, jaring gill net juga memerlukan pelampung tambahan agar dapat mmembantu gaya apung dan juga memberi tanda saat jaring sudah diturunkan. Pada gill net millenium yang ada di BPPPI Lekok terdapat pelampung tambahan yang bahannya terbuat dari plastik. Menurut Taufik (2010) jika dibandingkan sudah sangat optimal untuk dijadikan sebagai pelampung tambahan.
Tali Selambar
Tali yang digunakan untuk tali selambar pada alat tangkap gill net millenium yang ada di BPPPI Lekok adalah tali yang terbuat dari serat sintetis yaitu polyethilene (PE). Sudah sangat optimal, tetapi panjangnya harus diperhatikan. Jika panjangnya lebih dari 50 m maka akan merugikan bagi nelayan itu sendiri tetapi menurut Taufik (2010) sebaliknya jika panjangnya kurang dari 25 m maka akan sangat tidak efektif dalam pengoperasian gill net tersebut.
Jaring
Jaring yang digunakan pada alat tangkap gill net millenium sudah mengikuti standar yang dianjurkan oleh pemerintah. Bahannya pun sudah tergolong bagus karena terdiri dari 10 yarn yang dijadikan satu mata. Ukuran mesh size dari alat tangkap tersebut juga sudah optimal jika dioperasikan diperairan selat madura. Tetapi menurut Taufik (2010) jika ingin lebih efektif lagi dianjurkan agar mata jaring tersebut dapat disesuaikan dengan ikan yang akan ditangkap.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
Metode penangkapan ikan adalah suatu cara untuk menangkap ikan menggunakan alat bantu penangkapan ikan dalam suatu manajemen perikanan tangkap.
Pada umumnya nelayan di daerah lekok menggunakan alat tangkap gill net dan payang. Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umumnya masih bersifat tradisional.
Pemakaian gill net dan payang tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap.
Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jaring insang.
Alat tangkap yang ada di BPPPI Lekok adalah payang julung, payang alet, payang oras, jaring insang tengah, jaring kepiting atau rajungan dan bagan.

5.2 Saran
Diharapkan para asisten yang mengatur acara pratikum Metode Penangkapan Ikan lebih dikoordinir agar pratikan tidak membuang-buang waktu untuk hal yang tidak ada dalam rencana.
Dan untuk mendengar presentasi dari nelayan sekitar diharapkan tepat waktu agar tidak ada yang tidak kebagian penjelasan karena sempitnya waktu yang dihabiskan untuk hal tidak penting.


DAFTAR PUSTAKA

Ayodhya. 1972. Fishing Boat. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor
BPI Bogor. 1981. Teknik Penangkapan Ikan, Dalam : Teknik Penangkapan Ikan. Bagian Teknik Penanagkapan Ikan. IPB. Bogor
Dit PMP, DKP. 2011. Difinisi Payang. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-dttg/98/payang. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.45 WIB.
Gambar. 2011. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&biw=1280&bih=522&gbv=2&tbm=isch&sa=1&q=ikan+sarden&oq=ikan+sarden&aq=f&aqi=g1&aql=&gs_sm=e&gs_upl=143362l146579l0l10l10l0l3l3l0l715l2851l0.1.1.2.1.1.1 . Diakses 23 Mei 2011 pukul 20.00 WIB
Joni. 2008. Metode Pengumpulan Data. http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/11/metode-pengumpulan-data.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.47 WIB.
Tayfik. 2008. Definisi Gill net. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/gillnet/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.47 WIB.
Teguh Aji. 2009. Kapal. http://www.informasipelaut.co.cc/berita/368/kapal-non-konvensi-non-convention-ship/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.47 WIB.
Taufik. 2010. Gill Net http://wordpress.com/artikel-tentang-gill-net/hhu4983hqwj. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.55 WIB.
Reido. 2011. Definisi Kapal. http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi23/general_cargo.htm. Diakses pada tanggal 23 Mei 2011 pada pukul 12.21 WIB.
Santoso. 2008. Metode pengambilan Data. http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/metode-pengambilan-data-materi-vii.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.56 WIB.
Scribd. 2011. Metode alat tangkap. http://www.scribd.com/doc/19748127/Metode-Penangkapan-Ikan. Diakses pada tanggal 23 Mei 2011 pada pukul 12.21 WIB.
Statistics Center. 2009. Payang. http://pusatstatistik.blogspot.com/2009/07/test.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 19.56 WIB.
Yasinta. 2011. Metode Analisa Data. http://yasinta.net/skripsi-metode-analisis-data/. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 20.01 WIB.
Yook. 2009.Kapal. http://kapalkapalku.blogspot.com/2008/09/apakah-kapal-itu.html. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011 pada pukul 20.01 WIB.

0 comments:

Post a Comment

 

Muhammad Vioza Virdaus Akbar Sponsored by Akbar Caem