Saturday, December 19, 2009

Diklat Penyusunan Bahan Ajar

Diklat Penyusunan Bahan Ajar dan Karya Tulis Ilmiah bagi Guru Tahun 2009 diselenggarakan di Hotel Novotel, Semarang oleh LPMP Jateng.

Waktu penyelenggaraan tanggal 19- 23 Desember 2009.
Peserta Diklat yang dari Kab. Blora :
1. M. Sofwan W (SMP 3 Jiken) peserta Diklat Penyusunan Bahan Ajar.
2. Luhur Susilo (SMP 1 Sambong) peserta Diklat Penyusunan Bahan Ajar.
3. Suyitno (SMP 3 Cepu) peserta Diklat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Adapun peserta keseluruhan adalah :
35 orang dari 35 Kab/Kota di Prop. Jateng Guru Mata Pelajaran Matematika, IPA, B. Inggris, B. Indonesia.
35 orang peserta Diklat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Nara Sumber dan Fasilitatornya :
1. Drs. FX Sumarwan, M.Pd
2. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd
3. Alif Norhayati, M.Pd
4. Sri Hartati, M.Pd
5. LP. Ario Nugroho, M.Pd
6. Sukardi, SE, M.Pd

Materinya meliputi :
1. Pengembangan profesi guru
2. Standar Proses (Silabus dan RPP)
3. Landasan filosofis Pengembangan bahan ajar
4. Teknik penyusunan bahan ajar, yang meliputi :
a. Lembar Kegiatan Siswa
b. Diktat.
c. Modul.
d. Buku.
5. Program Tindak Lanjut.

Awal dari Kegiatan ini di buka oleh Kepala LPMP Jateng di
Merbabu room jam 19.00 WIB. Yang masih saya ingat adalah kalimatnya tentang penelitian yang dilakukan oleh LPMP Jateng, tentang kinerja Guru yang telah tersertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan. Lanjutnya lagi, bahwa 4 tahun setelah pelaksanaan sertifikasi di Indonesia akan diadakan evaluasi pelaksanaan terutama kinerja guru yang tersertifikasi. (...o iya aku juga setuju. lha wong alat timbangan dan angkutan bak terbuka saja di "KIR", mosok guru kok tidak, untuk mengkaliberasi kelayakan).

Ketua Panitia kegiatan ini adalahBp. Sukamat, S.Pd., M.Pd (...ini kakak kelasku waktu kuliah di IKIP Semarang, dia jurusan Kimia..).
Setelah itu dilanjutkan PRE-TEST sampai dengan pukul 09.15 WIB.

Hari berikutnya yang mengisi adalah Bp. Dr Sarwiji Suwandi, M.Pd dengan mata diklat Landasan Filosofis Pengembangan bahan ajar.
Untuk kegiatan ini kelompok peserta dari KTI, penyusunan BA mapel Bahasa dan MIPA masih dicampur dalam satu ruang yang sama.
Dari kegiatan yang dilaksanakan kurang lebih 5 hari ini saya mendapatkan beberapa hal diantaranya :
  1. Wawasan tentang pembuatan Buku, Modul, diktat dan LKS.
  2. Informasi-informasi yang paling up date tentang pengembangan profesi, sertifikasi guru dan beberapa wacana tentang pendidikan kedepan.
  3. Media pembelajaran yang banyak sekali dari Bu. Alif Nor.
  4. Mendapat teman dekat dari guru SMP 5 Jepara dan SMP 1 Gabus (..krn sak kelompok terus..)
  5. Mendapat pengalaman nginap di hotel bintang 4 ( Rp.555.000/malam)
  6. Dan masih banyak sekali yang lainnya (sampai lupa dan bingung nulis yang mana lagi)



Saturday, November 28, 2009

Teknologi Penjernihan Minyak Goreng Kelapa Dengan Bahan Galian (Bentonit)

Bentonit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat dipergunakan untuk bahan penjernih (bleaching agent) minyak kelapa, dimana potensi industri ini sangat besar. Pemanfaatan bentonit ini akan memberikan nilai tambah yang cukup besar, dibandingkan jika dimanfaatkan hanya sebagai bahan pengganti batu bata atau batako.
Pengembangan usaha bahan galian industri yang berdaya saing kuat, sudah saatnya dikembangkan di propinsi-propinsi atau wilayah sesuai dengan potensi yang ada. Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian, jenis-jenis industri yang mengolah atau memanfaatkan sumber daya mineral non migas, khususnya bahan galian industri, merupakan jenis industri yang memiliki daya saing tinggi, andal dan mandiri bila dibina dan dikembangkan secara sungguh-sungguh, optimal dan terkoordinasi.

MANFAAT
1. Meningkatkan nilai tambah dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam mineral berupa bentonit.
2. Meningkatkan kualitas fisik dan kimia minyak goreng kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat.
3. Meningkatkan diversifikasi produk yang berasal dari bahan galian industri penjernih minyak goreng.
4. Meningkatkan produktifitas UKMK yang memanfaatkan bahan galian industri sebagai bahan baku dan bahan penunjang kegiatan produksi.
5. Meningkatkan nilai tambah produk yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

BAHAN
1. Minyak Goreng Kresengan
2. Bentonit teraktivasi
3. Soda Api Teknis (NaOh)
4. Air

CARA PENGOLAHAN
1. Bahan baku bentonit alam dikeringkan dengan cara dijemur untuk mengurangi kandungan airnya.
2. Proses pemecahan dan penggerusan dimana bentonit dipecah menjadi dua ukuran, masing-masing sebesar biji kacang tanah dan setengah dari ukuran biji kacang tanah. Hasil pecahan bentonit dicuci sampai bersih, lalu dikeringkan (dijemur atau di oven).
3. Bentonit kering masing-masing dimasukkan ke dalam tabung penyaring (1) untuk ukuran besar dan tabung penyaring (2) untuk ukuran kecil, dengan jumlah masing-masing sebanyak ½ kg (dapat digunakan untuk 20 liter minyak goreng).
4. Masukkan minyak goreng ke dalam tabung penyaring (1), tahan beberapa menit, buka kran dan dialirkan ke tabung penyaring(2), tahan beberapa menit, lalu ditampung di ember. Lakukan proses ini 3 kali.
5. Minyak yang sudah disaring, dicampur dengan larutan soda api (1 sendok the soda api ditambah 1 l air) dengan perbandingan 2 :1 ( 2 bagian minyak, 1 bagian larutan soda api). Aduk sampai merata sampai cairan agak mengental berwarna keputih-putihan.
6. Campuran (e) dimasukkan ke dalam tabung pemisah sabun (3), biarkan beberapa menit sampai air berpisah dengan minyak (air di bagian bawah dan minyak di bagian atas). Kemudian bagian air (bawah) di buang.
7. Cuci bagian minyak dengan air panas dengan perbandingan 1: 1 (1 bagian air panas, 1 bagian minyak). Aduk merata dan lakukan pemisahan pada tabung pemisah sabun (3) seperti pada cara (e). Lakukan pencucian 3 kali.
8. Minyak yang sudah dicuci, dipanaskan secara perlahan (api kecil) selama 3 – 4 jam, untuk menghilangkan kadar air dalam minyak.
9. Minyak yang telah dipanaskan disaring dengan kain, dinginkan dan masukkan ke dalam botol atau jerigen. Minyak siap digunakan.
 

Muhammad Vioza Virdaus Akbar Sponsored by Akbar Caem