Monday, February 22, 2010

Malam Dan Sekutunya

Mega telah memudar dalam peraduan senja.
Mata-mata lelah beradu dalam kegamangan malam.
Tak ada suara lagi.
Mata-mata telah mengatup, terlelap.
Masih terpojok pada sudut malam, aku dengan sejuta kebisuan.
Suasana-suasana seperti ini, yang dulu selalu kurindukan.
Dengan sejuta ketenangn yang ku maknai dari segala keheningan ini.

Kini..
Aku seperti tak bisa memeluk malamku.
Tak bisa merengkuh ketenangn yang sekian lama kurasakan.
Malam yang sepi kini untukku..
Aku membenci malam-malam yang menyiksaku dengan segala ketidakadaan.

Tuhan, berilah kesejukan untuk jiwa-jiwa haus kasih.
Berilah ketenangan untuk hati-hati yang sepi..
Seperti aku yang bagai terdampar dalam malam yang panjang ini.
Lalu kucoba melelapkan mata..
Aku menanti detik demi detik mentari kembali bersinar...
 

Muhammad Vioza Virdaus Akbar Sponsored by Akbar Caem